Ringankan Pilek Anak dengan Inhalasi
Seperti kor paduan suara, empat anak balita itu mengeluarkan tangisan dengan beragam intonasi di ruang rehabilitasi medik sebuah rumah sakit di Depok, Senin petang lalu. Mereka terlihat tak nyaman ketika para terapis memasangkan masker agar para balita menghirup uap dari mesin nebulizer untuk mengencerkan lendir di paru-paru. Berbagai mainan yang disodorkan para ibu tak menarik perhatian anak-anak itu.
Tangisan mereka baru berhenti ketika seorang bapak muda berlagak seperti badut. Gelang mainan warna-warni yang tak diacuhkan anak-anak itu ia gantungkan dan tempelkan di kedua telinga, pipi, serta dahinya. "Halo Kennaya, kenapa kamu nangis?" ujarnya dengan mimik lucu. Bocah usia 3 tahun yang disapa Kennaya itu mendadak sontak menoleh dan memperhatikan gerak-gerik pria tersebut. Ia menghentikan tangisnya.
"Ih, ayah badut, ayah badut," celotehnya kemudian. Ketiga anak lain pun terpancing ikut memperhatikan. Tangis mereka pun berubah menjadi tawa riang melihat polah si bapak muda yang terus berupaya melucu. "Wah, harusnya saya dapat diskon, nih, Suster," ujar lelaki itu ke arah para terapis begitu proses penguapan selesai 10 menit kemudian. Para terapis itu cuma tersenyum.
Inhalasi adalah pengobatan dengan cara memberikan obat dalam bentuk uap kepada si sakit langsung melalui alat pernapasannya (hidung ke paru-paru). Salah satu alat yang lazim digunakan bagi anak adalah menggunakan semacam kompresor (jet nebulizer). Cara penggunaannya cukup praktis, yaitu anak diminta menghirup uap yang dikeluarkan alat dengan menggunakan masker.
Siska Widyawati, 31 tahun, sengaja membawa putra keduanya, Kennaya, menjalani terapi inhalasi karena setelah tiga hari diberi obat, batuk-pilek anaknya tak kunjung reda. "Napasnya juga mengeluarkan bunyi ngorok," ujarnya.
Anak usia satu pekan hingga lima tahun yang terkena pilek biasanya sulit mengeluarkan lendir sendiri. "Untuk membantunya, antara lain, lewat inhalasi," kata dokter spesialis anak Carlina A. Latif saat dihubungi, Jumat lalu. Pilek pada anak balita, ia melanjutkan, penyebabnya bisa beragam. Tapi pada bayi umumnya karena faktor cuaca atau alergi, seperti bulu, karpet, bantal, kasur, dan selimut yang kotor, atau pengaruh penyejuk ruangan dan kipas angin.
Untuk sakit pilek yang ringan, dokter biasanya cukup memberi obat penghangat untuk dioleskan di bagian dada atau punggung. "Juga sebaiknya si anak dijemur di matahari pagi antara pukul 07.00 dan pukul 08.30," kata Carlina. Jika anak kelihatan sulit bernapas dan mengeluarkan bunyi ngorok, lendir perlu dibantu untuk diencerkan agar mudah dikeluarkan melalui terapi inhalasi.
Manfaat fisioterapi ini tidak hanya meringankan batuk-pilek karena infeksi, tapi juga gangguan pernapasan akibat asma atau pilek karena alergi. Untuk bayi sampai usia balita, Carlina merekomendasikan sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan langsung dokter ahli rehabilitasi medik atau terapis.
Bagi sebagian orang tua, melakukan terapi inhalasi di rumah sakit tentu tidak murah. Tarifnya sekitar Rp 120-150 ribu sekali terapi. Padahal untuk mengencerkan lendir tak cukup satu-dua kali. Karena itu, untuk anak usia 5 tahun ke atas, orang tua dapat melakukan terapi sendiri. Alat nebulizer bisa dibeli dengan harga termurah sekitar Rp 500 ribu.
Setelah penguapan, punggung anak dapat ditepuk-tepuk secara perlahan selama lima menit. Teknik pemukulan ritmik dilakukan dengan telapak tangan yang melekuk pada dinding dada atau punggung. Tujuannya melepaskan lendir atau sekret-sekret yang menempel pada dinding pernapasan dan memudahkannya mengalir ke tenggorok. Hal ini akan lebih mempermudah anak mengeluarkan lendirnya.
"Namun fisioterapi di rumah harus dijadikan satu paket dengan kunjungan ke dokter. Sebab, tujuan fisioterapi adalah memperingan gejala, sementara pengobatan tetap harus dilakukan berdasarkan pemeriksaan dokter," Carlina mengingatkan.
Kapan Boleh Fisioterapi?
- Dokter menyarankan anak menjalani fisioterapi.
- Batuk-pilek ringan (tidak disertai demam dan lamanya belum lebih dari 3 hari).
Hindari Fisioterapi
- Kondisi batuk-pilek yang dialami anak tergolong berat atau disertai demam.
- Anak mengalami sesak yang parah karena dengan fisioterapi malah bisa menambah sesaknya.
- Anak baru saja menghabiskan makanannya karena dapat mengakibatkan muntah.
Syarat Fisioterapi
- Sebelumnya, anak sudah banyak minum air putih.
- Pakaian yang dikenakan harus longgar.
- Ruangan yang dipakai tidak banyak debu, tidak lembap, dan ventilasi udara baik.
- Tersedia perlengkapan yang dibutuhkan: bantal, tempat tidur, dan kursi serta alat nebulizer.
SUDRAJAT
(sumber:tempo)